Pengamatan Asteroid dan Meteor dengan Stellarium #6

Ketika Eris ditemukan, para astronom memperdebatkan statusnya, apakah sebagai planet atau hanya sebuah asteroid?. Hingga pada sidang astronomi internasional di Praha tahun 2006, memutuskan beberapa resolusi diantaranya syarat sebuah benda dikatakan sebagai planet. Syarat tersebut antara lain: 1. mengorbit matahari, 2. berukuran cukup besar sehingga mampu mempertahankan bentuknya yang bulat, 3. memiliki jalur orbit yang bersih dan jelas (tidak ada benda langit lain di orbit tersebut). Dengan adanya persyaratan tersebut maka Eris tidak digolongkan sebagai sebuah planet, bahkan Pluto pun harus “angkat kaki” dari jajaran planet utama penyusun tata surya.

Asteroid

Asteroid merupakan benda luar angkasa berupa batu atau logam yang berukuran cukup besar, Asteroid kadang disebut sebagai planetoid atau planet kerdil. Asteroid memiiliki ukuran yang beragam, dengan rata-rata diameternya adalah 1 km. Asteroid pertama dan terbesar yang ditemukan adalah Ceres. Ia memiliki diameter 932 km dan berada di sabuk asteroid, yaitu suatu kawasan orbit dari asteroid-asteroid yang terletak antara Mars dan Jupiter (berjarak antara 1,4-6 AU dari bumi). Selain di kawasan sabuk asteroid, terdapat asteroid dan benda-benda angkasa yang beredar di sabuk kuiper, yaitu suatu kawasan di luar orbit Neptunus (berjarak lebih dari 28 AU dari bumi).

Mengamati Asteroid

Untuk mengamati asteroid, kita bisa menggunakan bantuan Stellarium. Kita akan mencoba mengamati beberapa asteroid selain Ceres, yang telah berhasil ditemukan oleh para astronom. Pertama, kita akan mengamati asteroid yang bernama Vesta. Bukalah aplikasi Stellarium, lalu buka jendela pencarian dengan mengklik ikon Search window pada toolbar atau tekan tombol F3. Selanjutnya ketikkan “vesta” dan tekan tombol enter. Seketika kita akan dibawa untuk melihat asteroid Vesta, Gunakan tombol / (slash) untuk memperbesar objek. dari keterangan pada indikator jarak (Distance) kita bisa memperkirakan bahwa Vesta merupakan salah satu asteroid yang menghuni zona sabuk asteroid.

stella-astrometro1

Anda bisa mengulangi langkah di atas untuk melihat asteroid yang berukuran relatif besar, beberapa diantaranya adalah Pallas dan Juno.

stella-astrometro2

Meteoroid

Meteoroid adalah benda angkasa yang terbuta dari batuan dan logam yang ukuran diameternya tidak lebih dari 10 m. Beberapa meteorioid berasal dari serpihan yang terlontar ke ruang angkasa akibat hasil tumbukan antara asteroid atau komet dengan bulan-bulan (satelit alami dari planet) maupun planet. Ketika memasuki atmosfer bumi meteoroid biasanya akan mengeluarkan cahaya akibat bergesakan dengan atmosfer yang sering disebut masyarakat sebagai meteor. Karena ukurannya yang relatif kecil, maka sebagian besar meteor akan habis sebelum berhasil menghantam permukaan bumi.

Mengamati hujan meteor
Untuk mensimulasikan hujan meteor kita bisa menggunakan fitur Shooting Stars. Kita buka jendela View dengan mengklik ikon Sky and viewing options window atau tekan tombol F4. Pada tabulasi Sky lihatlah bagian Shooting Stars yang berada paling bawah. Selanjutnya kita bisa ngatur rerata turunnya meteor dengan mengklik (memilih) salah satu pada pilihan yang ada.

stella-astrometro3

Hint: meteor biasanya mulai nampak terlihat mulai tengah malam (diatas pukul 23:00), gunakan jendela waktu (tekan F5) untuk mengatur waktu pengamatan.

stella-astrometro4

Demikian panduan pengamatan Stellarium kali ini, semoga bermanfaat dan sampai jumpa pada panduan yang lain.

<- Tulisan sebelumnya

@Daftar menu panduan

Tulisan berikutnya ->

The following two tabs change content below.
tinggi 165 cm, berat 50 kg, kulit kuning langsat, rambut lurus, lahir dan besar di semarang

Latest posts by mmustofa (see all)

mmustofa

tinggi 165 cm, berat 50 kg, kulit kuning langsat, rambut lurus, lahir dan besar di semarang

2 thoughts on “Pengamatan Asteroid dan Meteor dengan Stellarium #6

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *