Pengamatan Bulan dengan Stellarium #2

Pada panduan kali ini, kita akan mulai mengaplikasikan penggunaan Stellarium dalam kegiatan pengamatan luar angkasa. Sebelumnya saya ingin mengajukan beberapa pertanyaan kepada anda, Apakah anda juga seorang penggemar olahraga mancing?, atau anda orang yang bermukim dan beraktivitas di daerah pesisir?, tentunya mengetahui kondisi pasang surut air laut adalah penting bagi anda yang memiliki kondisi tersebut. Pasang surut air sangat mempengaruhi waktu dan tempat memancing, mempengaruhi kapan dan bagaimana kita melakukan aktivitas di daerah pesisir, serta kapan para pemukim di pesisir harus bersiap untuk bencana rob dan ombak pasang, dan lain sebagainya. Pasang surut air laut diperngaruhi oleh banyak hal, salah satu yang paling utama adalah peredaran bulan. Bagi anda yang mancing mania, mengetahui kapan bulan bersinar juga akan menentukan hasil perolehan ikan anda. Para mancing mania mau tidak mau harus menentukan iluminasi (penerangan) serta fase bulan, terutama mereka yang hendak memancing di laut.
Nah, dari berbagai kondisi di atas akan muncul pertanyaan, Bagaimana memperkirakan kondisi peredaran dan fase bulan? Bisakah kita yang bukan seorang astronom alias yang hanya sebagai orang awam mampu memperkirakan kondisi peredaran bulan? Jangan khawatir, anda bisa melakukan itu semua bak seorang ahli astronomi dengan sebuah menggunakan software opensource yang bernama Stellarium
Sekarang adalah saatnya kita untuk beraksi, hehe. Maksudnya kita akan mencoba melakukan simulasi peredaran Bulan dengan Stellarium. Sebelumnya terdapat penjelasan ilustrasi tentang keadaan seorang pemancing sebagai berikut. Seorang mancing mania “tajir”, berencana mengadakan rekreasi memancing sekaligus “pulkam” pada akhir tahun 2014, dikarenakan akhir tahun merupakan masa liburan kuliah anaknya serta jadwal kerja yang memang mulai longgar. Pemancing tersebut telah menjadwalkan liburan antara tanggal 22 Desember 2014 – 4 Januari 2015, namun ia juga berencana mengajak kolega dan kawan lamanya sehingga kegiatan memancing diperkirakan akan terjadi pada sekitaran hari libur nasional atau hari Sabtu-Minggu. Oleh karena itu kita akan berkutat dengan pengamatan Bulan pada masa tersebut. Tempat kegiatan memancing akan dilakukan di kota kelahirannya yaitu Rembang yang merupakan kota di pesisir pantura, Jawa, Indonesia. Adapun jenis kegiatan memancing dan lokasinya adalah memancing di pantai karang dan memancing tonda (trolling) di tengah laut, yang kesemuanya dilakukan pada malam hari karena target “buruan”nya adalah ikan-ikan besar.

1. Mengamati kondisi bulan dengan Stellarium

1. Langkah pertama kita adalah membuka aplikasi Stellarium. Di BlankOn, aplikasi Stellarium dapat dibuka dengan mengklik pada menu Applications → Science → Stellarium.

2. Setelah muncul tampilan awal segera lakukan setting lokasi pengamatan. Pada ilustrasi di atas kita akan menggunakan kota “Rembang” sebagai kata kuncinya. Segera klik ikon bergambar mata angin pada menu pop up di bagian kiri, atau tekan “F6”. Lalu muncullah jendela pencarian dan ketikkan “Rembang” pada kolom pencarian di sebelah gambar lup. Setelah muncul kota Rembang dalam daftar kota, maka pilihlah dengan mengklik pada kota tersebut.

bulan1

3. Langkah berikutnya kita sesuaikan berberapa hal dalam jendela pandang. Klik ikon bergambar kolom callouts pada menu pop up atau tekan “F4”. Pada tab “Sky” lakukan penyesuaian dengan memberi tanda centang pada opsi “Scale moon” di kolom “Planetes and satellites”, ini berfungsi untuk memperbesar tampilan Bulan menjadi 4 kali saat pengamatan nanti.

bulan2

Kemudian lanjut pada tab “Markings”, lakukan pengubahan “cara pandang” dengan mengganti pilihan di kolom “Projection” yang semula “Stereographic” menjadi “Perspective”, hal ini untuk mempermudah default pengamatan kita sekaligus membantu dalam penyesuaian indikator ketinggian Bulan nantinya.

bulan3

Pindah pada tab “Landscape”, ubahlah pilihan lanskape kita dari “Guereins” menjadi “Ocean”. Pengubahan ini akan mengubah tampilan lanskap dari padang rumput menjadi lautan, menyesuaikan dengan tema kita yaitu memancing di laut :D.

bulan4

4. Selanjutnya kita akan melakukan seting waktu pengamatan. Tekan ikon bergambar jam pada menu pop up untuk menampilkan jendela waktu, bisa juga dengan menekan tombol “F5”. Sesuai ilustrasi di atas, kita akan mengubah kolom tanggalnya menjadi “2014 / 12 / 22” dengan mengklik tombol pengaturan (tombol panah) atau dengan mengetikkannya pada tempat tahun/bulan/tanggal. Lalu pada kolom waktu dengan format jam:menit:detik kita ubah nilainya menjadi “20 : 0 : 0”.

bulan5

Tambahan: saat mengubah waktu, mungkin indikator detik kita akan bergerak, untuk itu kita perlu menghentikan waktu pengamatan dengan mengklik tombol “Set normal time rate” pada pop up toolbar atau tekan tombol [K], sehingga waktu pengamatan akan berhenti. Anda bisa melihat perubahan tanda “play” menjadi “pause”.

bulan6

5. Nah, menginjak langkah selanjutnya adalah mencari Bulan.
Klik ikon bergambar lup pada menu pop up atau tekan “F3” untuk menampilkan jendela pencarian. Setelah itu kita ketikkan kata kunci “moon” (tanpa tanda kutip), kemudian tekan enter maka kita akan langsung dibawa kepada Bulan. Dan apa yang terjadi ……., ternyata Bulan tidak nampak, lho kok bisa?

bulan7

Bulan tidak nampak karena pada saat itu posisinya membelakangi kita di balik bumi, sehingga setelah kita malah dibawa melihat lautan. Anda masih tidak percaya? Sekarang kita coba menggunakan toolbar mengklik ikon “Ground” pada menu toolbar atau tekan tombol [G]. Nah, tampaklah Bulan yang menjadi “target” dengan tanda 4 strip merah. Sambil kita lihat pada bagian kiri atas terdapat sejumlah indikator keadaan Bulan. Pada indikator “Phase” tampak nilai 0.00 yang diartikan sebagai Bulan dalam keadaan “bulan baru”. Nilai “Phase” berkisar antara 0.00 hingga 1.00, sehingga bila keterangan sebelumnya kita lanjutkan maka semakin besar nilainya akan menujukkan tiap fase Bulan yang tumbuh fase dari “bulan baru” menjadi “bulan sabit” menjadi “bulan separuh” hingga “bulan purnama”, lalu setelah pertengahan bulan maka fase Bulan kembali lagi menuju fase “bulan baru”.

bulan8

Jika kita amatilah maka citra Bulan dalam tanda target yang berupa bulatan gelap. Selain karena nilai “Phase” = 0.00, kita bisa mengamati nilai “Illuminated” yang bernilai 0,4%. Hal tersebut menandakan bahwa Bulan “menampakkan” cahayanya atau tersinari matahari hanya sebesar 0,4%. Nilai tersebut akan bertambah seiring bertambahnya nilai “Phase” bulan yang nanti saat bulan purnama akan mencapai nilai 0.96-1.00.
Kita juga bisa memastikan posisi bulan yang tenggelam atau membelakangi kita dengan mengklik ikon “Azimuthal grid” atau dengan menekan tombol [Z]. Setelah itu akan tampak garis bantu berupa garis Azimuth (garis yang membujur) dan garis Altitude (garis yang melintang). Secara kasar, dengan bantuan garis Altitude kita mengetahui posisi bulan antara -20º hingga -30º. Posisi yang tepat dari Altitude Bulan bisa kita lihat di indikator keadaan Bulan, yaitu pada indikator “Az/Alt” yang bernilai -26º 42’31”. Posisi Altitude Bulan yang bernilai minus (-) menunjukkan posisi bulan yang berada tenggelam di bawah cakrawala.

bulan9

Hasil pengamatan sesuai dengan seting tempat dan waktu yang telah kita lakukan, menunjukkan posisi bulan yang tenggelam membelakangi bumi. Maka diperkirakan lautan akan terjadi surut, dikarenakan air laut ditarik ke belakang oleh gravitasi Bulan. Selain Bulan, nampak juga label dan objek benda langit yang lain dalam sistem tata surya kita, yaitu Matahari dan planet lain (Venus dan Merkurius), sehingga diperkirakan akan terjadi surut yang cukup besar dikarenakan tarikan gravitasi benda-benda langit tersebut.

6. Setelah mengetahui keadaan Bulan pada pukul 20:00, kita akan mencoba melihat keadaan dan posisi bulan tiap jamnya hingga pukul 04:00.
Tekan ikon bergambar jam pada menu pop up atau menekan tombol “F5” untuk menampilkan jendela waktu. Lalu tarik jendela tersebut ke bagian kanan bawah.
Tekan tanda panah atas kolom jam (di atas angka 20), maka setiap kali kita tekan akan bertambah 1 jam kemudian.
Ulangi tekan tanda panah atas kolom jam hingga bertambah secara berurutan dari 20, 21, 22, 23, 0, 1, 2, 3, 4, sambil kita amat indikator dan posisi Bulan setiap kali kita tambahkan.
Dari pengamatan secara berurutan, akan tampak posisi Altitude Bulan paling tinggi pada pukul 00:00 di hari berikutnya, dengan nilai -65°27’53”, sehingga diperkirakan surut terrendah akan terjadi pada kisaran waktu ini. Nilai “Phase” dan “Illuminated” juga bertambah sedikit karena pada hari itu bulan baru menginjak fase bulan baru.

bulan10

Dari indikator kesurutan (altitude bulan) dan minimnya sinar bulan (fase dan pencahayaan) maka diperkirakan kegiatan memancing di pantai karang sangat cocok sebagai pilihan.
Hint:
Pada umumnya memancing karang dilakukan di daerah pesisir yang sangat terpengaruh dengan pasang surut air laut. Apabila air surut maka gelombang laut tidak akan seberapa berbahaya seperti gelombang saat air pasang. Terkadang memancing di karang dilakukan sambil berendam dengan sedikit ke tengah berada di pucuk terumbu yang masih cukup dangkal, namun di depannya terdapat tubiran hingga jurang laut yang cukup dalam, oleh karena itu memacing di saat surut dan gelaombang kecil lebih aman untuk dilakukan apalagi saat malam. Selanjutnya kondisi fase dan pencahayaan Bulan yang minim akan menguntungkan karena ikan-ikan akan keluar dari tempat persembunyiannya. Para pakar memancing menduga bahwa ikan-ikan di daerah karang tidak suka dengan kondisi sinar Bulan yang terang, dan ikan cenderung tersembunyi dalam karang. Beberapa pemancing bahkan mengatakan bahwa ikan-ikan karang dapat mendeteksi sinar dari bara rokok yang menyala, luar biasa bukan? :D.

7. Setelah mendapat “hari baik” untuk memancing di pantai karang, kita akan mencoba untuk mencari hari memancing tonda (trolling). Memancing tonda dilakukan di tengah laut dengan menggunakan kapal yang dijalankan. Menurut pengalaman para mancing mania, waktu yang paling baik untuk memancing tonda adalah saat malam bulan purnama.
Masih dengan setting lokasi yang sama dan waktu yang sama, kita tekan ikon bergambar jam pada menu pop up atau menekan tombol “F5” untuk menampilkan jendela waktu. Lalu tarik jendela tersebut ke bagian kanan bawah dan kita klik kembali ikon “Ground” atau tekan tombol [G] sehingga ground yang tadinya hilang muncul kembali.
Kita ubah tanggal pengamatan dengan menekan tanda panah di atas kolom tanggal (di atas angka 22). Setiap kali kita tekan akan bertambah 1 hari kemudian
Ulangi tekan tanda panah atas kolom tanggal hingga bertambah secara berurutan dari 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 1, 2, 3, 4, sambil kita amati indikator posisi, dan keadaan Bulan setiap kali kita tambahkan. Untuk melihat Bulan secara dekat kita bisa menggunakan scroll pada tetikus, scroll ke atas untuk memperbesar dan scroll ke bawah untuk memperkecil.

bulan11

Selain dengan scroll, kita juga dapat memanfaatkan tool okular, dengan mengklik ikon “Ocular view” pada menu pop up toolbar atau tekan tombol [Ctrl+O]. untuk menon aktifkan mode okular bisa dengann mengklik kembali ikon okular atau tombol hotkeynya

bulan12

Dari pengamatan secara berurutan, dapat terlihat bahwa pada tanggal 3 Januari 2014 pukul 20:00 penampakan Bulan sudah purnama dengan nilai “Phase”: 0.97 (> 0.95).

bulan13

Selanjutnya pada tanggal yang sama kita ubah waktu pengamatan, dengan menekan tanda panah atas kolom jam secara berurutan dari pukul 20:00 hingga 04:00 hari berikutnya. Nilai Altitude bulan mencapai puncaknya pada kisaran pukul 22:00, dengan nilai 63°. Nilai “Phase” dan “Illuminated” juga bertambah mengikuti fase bulan purnama. Kita juga bisa melihat pergerakan Bulan pada hari itu dengan memakai tool pengaturan waktu pada menu pop up toolbar. Kita klik ikon “Set normal time rate” atau tekan tombol [K], sehingga terjadi pergerakan (peredaran) Bulan. Selanjutnya klik ikon “Increase time speed” atau tekan tombol [L] beberapa untuk mempercepat pergerakan dan klik ikon “Decrease time speed” atau tekan tombol [J] untuk memperlambat. Dengan menekan masing-masing ikon secara berulang dapat memberi efek peningkatan dan penurunan dari kecepatan pengamatan.

bulan14

Dikarenakan posisi Bulan yang tampak di hadapan kita, maka kemungkinan akan terjadi pasang air laut. Namun kenaikannya tidak besar, karena di samping Bulan tidak ada Matahari maupun planet-planet dalam tata surya kita. Melihat keadaan yang demikian maka diperkirakan pada malam hari tanggal 3 Januari 2015 akan cocok untuk melakukan kegiatan memancing tonda (trolling).
Hint: memancing tonda (trolling) memang baik dilakukan saat bulan purnama karena saat sinar bulan sedang terang akan memicu plankton untuk naik ke permukaan laut, sehingga akan menarik ikan kecil, udang, dan cumi untuk makan, yang kemudian akan mengundang ikan-ikan besar pelagis yang berperan sebagai predator. Berbeda dengan ikan-ikan karang, ikan pelagis tidak terlalu takut dengan cahaya bulan, karena mereka lebih mementingkan untuk mencari makan pada saat mangsa mereka sedang keluar. Ketika berada di tengah laut apabila kita tidak bisa memancing tonda, kita bisa menggunakan metode alternatif seperti: jigging, memancing dasar, atau casting dengan umpan yang berpendar (fosfor).

Demikian penjelasan cara mengamati Bulan dengan Stellarium, semoga anda tidak “mumet” :D. Sebelum saya tutup, saya ingin menyampaikan beberapa hal.
1. Disclaimer: bahwa perkiraan kondisi di atas belum mencakup kondisi cuaca dan keadaan gelombang laut, sehingga kemungkinan keadaan pasang-surut di lapangan bisa sangat berbeda. Dan dalam hal hasil memancing sendiri dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, termasuk faktor keberuntungan, jadi tetap semangat untuk para mancing mania :D.
2. Pengamatan bulan ini dapat juga diaplikasikan untuk kegiatan lainnya. Jadi tetap kreatif dan positif untuk memanfaatkannya.

Akhirnya saya sudahi saja panduan kali ini. Semoga nanti kita bisa ketemu dengan Stellarium pada tutorial berikut

<- Tulisan sebelumnya

@Daftar menu panduan

Tulisan berikutnya ->

The following two tabs change content below.
tinggi 165 cm, berat 50 kg, kulit kuning langsat, rambut lurus, lahir dan besar di semarang

Latest posts by mmustofa (see all)

mmustofa

tinggi 165 cm, berat 50 kg, kulit kuning langsat, rambut lurus, lahir dan besar di semarang

2 thoughts on “Pengamatan Bulan dengan Stellarium #2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *