Pengamatan Gerhana dengan Stellarium #4

Gerhana merupakan salah satu fenomena alam yang menarik bagi umat manusia. Matahari atau Bulan yang bersinar tiba-tiba tertutup oleh suatu bayangan yang menimbulkan panorama yang menarik dan menakjubkan. Peristiwa gerhana diakibatkan oleh kesejajaran antar 3 buah objek, yaitu Matahari, Bumi dan Bulan, dalam satu garis. Mengamati gerhana merupakan suatu hal yang terkadang sulit dan berbahaya. Sementara itu, tidak setiap daerah selalu dapat melihat fenomena gerhana.
Pada panduan kali ini kita akan mencoba mengamati simulasi gerhana secara mudah dan aman. Seperti biasa dalam pengamatan benda langit, kita akan menggunakan aplikasi Stellarium. Kita juga akan menggunakan Stellarium untuk memverifikasi data lokasi dan waktu terjadinya gerhana yang kita peroleh dari lembaga astronomi atau internet.

Gerhana Matahari

Meskipun Matahari memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan dengan Bulan, Jarak bulan yang lebih dekat dengan Bumi menjadikan Bulan terlihat berukuran sama. Jika Matahari, Bulan, dan Bumi terletak segaris, dengan bulan terletak di tengah diantara keduanya, maka pada bagian tertentu dari bumi akan tertimpa bayangan bulan. Pengamatan gerhana matahari sangat berbahaya bila dilakukan secara langsung (dengan mata telanjang). Kita tidak boleh mengamati gerhana matahari secara langsung karena efek sinar UV yang dapat berbahaya bagi mata kita. Kita harus menggunakan alat pelindung khusus atau metode tertentu dalam mengamati gerhana matahari secara langsung. Pengamatan tersebut juga merupakan pengamatan tersulit mengingat cakupan bayangan bulan yang relatif kecil, yang mengakibatkan hanya sedikit daerah di permukaan bumi yang tertutup oleh bayangan bulan. Kecepatan rotasi dan revolusi dari Bumi dan Bulan juga mengakibatkan periode berlangsungnya gerhana yang sangat singkat. Langsung saja, kita akan mencoba simulasi gerhana matahari dengan menggunakan Stellarium.

Mengamati Gerhana Matahari Total
Gerhana matahari total terjadi apabila suatu area dipermukaan bumi terkena bayangan umbra dari bulan ketika menutupi sinar matahari. Pada tanggal 9 Maret 2016 saat pagi hari, diperkirakan akan terjadi gerhana matahari total yang melewati sebagaian kecil wilayah indonesia di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Langsung saja kita buka Stellarium, lalu kita buka jendela waktu dengan mengklik ikon Date/time window pada toolbar di sebelah kiri atau tekan tombol F5. Setelah muncul jendela waktu, segera kita atur kolom tanggal dan waktu menjadi tanggal 2016/3/9 pukul 6:0:0. Tidak lupa kita hentikan jalannya waktu simulasi dengan mengklik ikon tombol play (Set normal time rate) atau tekan tombol K. Selanjutnya kita harus mencari lokasi pengamatan gerhana yang pas, karena gerhana matahari total hanya terjadi di sejumlah kecil area di Indonesia. Dan setelah dilakukan pencarian ternyata lokasi pengamatan yang sesuai adalah di kota Sampit, Kalimantan. Kita buka jendela lokasi dengan mengklik ikon Location window atau tekan tombol F6, lalu pada kolom pencarian (di samping gambar lup kecil) kita ketik “sampit”, maka muncul Sampit, Indonesia dalam pilihan tempat pengamatan. Setelah kita pilih (klik), lalu tekan tanda silang (close) pada jendela lokasi.

stella-eclipse1
Berikutnya karena kita akan mengamati Matahari, kita perlu mengatur fokus titik pengamatan pada matahari. Klik ikon Search window atau tekan tombol F3, lalu kita masukkan kata kunci “sun” dan tekan tombol enter. Nah…, disana telah nampak matahari dengan sebuah titik hitam yang ada di atasnya. Untuk memperjelas/memperbesar tampilan matahari, kita bisa menggunakan scroll keatas pada tetikus.

stella-eclipse2

Selanjutnya kita akan mengatur pergerakan waktu, mulai dengan menambah nilai menit. Klik tanda panah diatas kolom menit pada jendela waktu (Date&time window), setiap klik akan menambah satu menit. Pada pukul 6:26, bayangan bulan akan mulai menutupi matahari, dan puncaknya pada pukul 7:30 akan terjadi gerhana matahari total selama kurang lebih 2 menit. Pada pukul 7:33 bayangan bulan mulai meninggalkan matahari dan akan benar-benar menghilang pada pukul 8:47. Sebagian kecil daerah di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi akan dapat melihat gerhana matahari total, sementara untuk daerah lain di Indonesia hanya akan tampak sebagai gerhana matahari sebagian saja.

stella-eclipse3

Mengamati Gerhana Matahari Cincin
Sedikit berbeda dengan gerhana matahari total, gerhana matahari cincin terjadi karena sebagian kecil permukaan bumi tertutup oleh bayangan antumbra (bayangan yang merupakan balikan (anti) dari umbra yang terjadi setelah melampaui titik fokus bayangan umbra). Akibatnya sinar matahari tidak tertutup sepenuhnya oleh bayangan bulan, melainkan timbul suatu bentukan cincin dari sinar matahari yang lolos dari penutupan bayangan bulan. Diperkirakan akan terjadi gerhana matahari cincin di indonesia (sebagian kecil Sumatera dan Kalimantan) pada tanggal 6 Desember 2019 saat siang hari.
Kita buka Stellarium, lalu kita buka jendela waktu dengan mengklik ikon Date/time window pada toolbar di sebelah kiri atau tekan tombol F5. Setelah muncul jendela waktu, segera kita atur kolom tanggal dan waktu menjadi tanggal 2019/12/26 pukul 10:0:0. Tidak lupa kita hentikan jalannya waktu simulasi dengan mengklik ikon tombol play (Set normal time rate) atau tekan tombol K. Selanjutnya kita harus mencari lokasi pengamatan gerhana yang pas, karena gerhana matahari total hanya terjadi di sejumlah kecil area di Indonesia. Dan setelah dilakukan pencarian ternyata lokasi pengamatan yang sesuai adalah di kota Pekan Baru, Sumatera. Kita buka jendela lokasi dengan mengklik ikon Location window atau tekan tombol F6, lalu pada kolom pencarian (di samping gambar lup kecil) kita ketik “pekan baru”, maka muncul Pekan Baru, Indonesia dalam pilihan tempat pengamatan. Setelah kita pilih (klik), lalu tekan tanda silang (close) pada jendela lokasi.

stella-eclipse4
Kita fokuskan pengamatan kepada matahari. Pada penampakan matahari telah terlihat sebuah titik hitam yang ada di atasnya. Untuk memperjelas/memperbesar tampilan matahari, kita bisa menggunakan scroll keatas pada tetikus. Selanjutnya kita akan mengatur pergerakan waktu, mulai dengan menambah nilai menit. Pada pukul 10:25, bayangan bulan mulai menutupi matahari, dan puncaknya pada pukul 12:18 akan terjadi gerhana matahari cincin selama kurang lebih 2 menit. Pada pukul 12:20 bayangan bulan mulai meninggalkan matahari dan akan benar-benar menghilang pada pukul 14:14. Sebagian kecil daerah di Sumatera, Kalimantan, akan dapat melihat gerhana matahari total, sementara untuk daerah lain di Indonesia hanya akan tampak gerhana matahari sebagian saja.

stella-eclipse5

Gerhana Bulan

Gerhana bulan memiliki beberapa perbedaan dengan gerhana matahari. Posisi bulan ada di belakang bumi, sehingga bulan tertutup oleh bayangan bumi. Kendati demikian, penampakan bulan tidak seluruhnya lenyap melainkan menjadi kemerahan atau hanya sedikit meredup. Hal tersebut diakibatkan masih adanya cahaya matahari yang menembus atmosfer bumi (dibelokkan) dan melewati wilayah bayangan bumi. Gerhana ini juga terjadi dalam tempo yang relatif lama serta cakupan wilayah yang lebih luas daripada gerhana matahari. Gerhana bulan dapat terjadi 2-3 kali dalam setahun. Terdapat beberapa macam gerhana bulan diantaranya gerhana bulan total, gerhana bulan sebagian, dan gerhana bulan penumbra. Berikut ini kita akan mencoba mengamati simulasi gerhana bulan total dengan memakai software Stellarium.

Mengamati Gerhana Bulan Total
Diperkirakan pada tanggal 28 Juli 2018 saat dini hari akan terjadi gerhana bulan total yang mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Kita buka jendela waktu dengan mengklik ikon Date/time window pada toolbar di sebelah kiri atau tekan tombol F5. Setelah muncul jendela waktu, segera kita atur kolom tanggal dan waktu menjadi tanggal 2018/7/28 pukul 1:0:0. Tidak lupa kita hentikan jalannya waktu simulasi dengan mengklik ikon tombol play (Set normal time rate) atau tekan tombol K. Selanjutnya kita fokuskan pengamatan kepada bulan, klik ikon Search window atau tekan tombol F3, lalu kita masukkan kata kunci “moon” dan tekan tombol enter. Perjelas/perbesar tampilan bulan dengan menggunakan scroll keatas pada tetikus. Selanjutnya kita akan mengatur pergerakan waktu, mulai dengan menambah nilai menit pada jendela waktu. Gerhana ini terjadi di seluruh wilayah Indonesia dan nampak paling awal di Merauke sekitar pukul 1:30 serta berlangsung dini hari hingga malam hampir usai, dan paling akhir di Banda Aceh sekitar pukul 5:17.

stella-eclipse6

Mengamati Gerhana Menggunakan Script
Apabila anda menginginkan sebuah tampilan instan mengenai gerhana matahari dan bulan, anda dapat memanfaatkan skrip yang tersedia di Stellarium. Caranya kita klik ikon Configuration window atau tekan tombol F2 hingga muncul jendela konfigurasi, lalu kita pilih menu tabulasi Scripts. Di dalam daftar list terdapat 3 skrip mengenai gerhana yaitu: lunar_partial.ssc, lunar _total.ssc, dan solar_eclipse.ssc. Anda tinggal memilih salah satu di antara ketiga skrip tersebut dengan cara mengklik pada daftar pilihan, lalu tekan tombol play yang terletak di bagian bawah jendela konfigurasi untuk menjalankannya.

stella-eclipse7

Demikian penjelasan mengenai cara mengamati gerhana menggunakan Stellarium. Sampai bertemu pada panduan berikutnya.

<- Tulisan sebelumnya

@Daftar menu panduan

Tulisan berikutnya ->

The following two tabs change content below.
tinggi 165 cm, berat 50 kg, kulit kuning langsat, rambut lurus, lahir dan besar di semarang

Latest posts by mmustofa (see all)

mmustofa

tinggi 165 cm, berat 50 kg, kulit kuning langsat, rambut lurus, lahir dan besar di semarang

3 thoughts on “Pengamatan Gerhana dengan Stellarium #4

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *